Islamedia
- Saudaraku, mari kita renungi kondisi pemuda saat ini. Bisa dibilang
saat ini banyak yang berhura hura, hidup penuh dengan kesenangan dunia
dan hedonisme. Gaya hidup yang penuh dengan pesta, dugem, ada genk
motor, gila bola, dan club club lainnya yang isinya penuh dengan
kesenangan dunia. Kemudian ditambah dengan kondisi yang penuh dengan
nafsu syahwat. Dalam sebuah survei komnas anak di 12 provinsi dengan
responden 4500 remaja (2010) didapatkan data bahwa 21.2 % anak SMA
pernah aborsi, 62.7 % anak SMP sudah tidak perawan, 93.7 % pernah
berciuman, 93-97 % pernah melihat porno.
Kemudian apa yang masih bisa diharapkan?
Melihat kondisi jamaah masjid, menunjukkan bahwa masjid hanya diramaikan oleh kaum tua atau kaum miskin saja. Momen Ramadhan digunakan untuk bermalas malasan pada siang hari. Momen Ramdhan digunakan untuk begadang begadang dana makan makan di malam hari. Disisi lain Islam hanya dijadikan simbol semata oleh kalangan tertentu misal oleh para artis artis Indonesia. Islam juga ada yang digunakan untuk ibadah saja. Namun sepercik harapan tadi masih bisa optimalkan untuk kebangkitan ummat ini.
Jika kamu (pada perang Uhud) mendapat luka, maka sesungguhnya kaum (kafir) itupun (pada perang Badar) mendapat luka yang serupa. Dan masa (kejayaan dan kehancuran) itu Kami pergilirkan diantara manusia (agar mereka mendapat pelajaran); dan supaya Allah membedakan orang-orang yang beriman (dengan orang-orang kafir) supaya sebagian kamu dijadikan-Nya (gugur sebagai) syuhada'. Dan Allah tidak menyukai orang-orang yang zalim.(Ali Imran140)
"Senantiasa ada segolongan dari umatku yang memperjuangkan kebenaran, tidak membahayakan mereka orang yang menghina-kan mereka sehingga datang keputusan Allah." (HR. Muslim)
Melihat semua kondisi tadi maka kita mempunyai tugas yaitu sebagai penghubung antara realita dan ideliata. Dan kita harus tahu dan sadar sebagai pemuda akan peran kita dalam sejarah dan Islam dan Bangsa. Seperti yang kita ketahui bersama bahwa Nabi tercinta kita senantiasa merekrut anak muda untuk kerja kerja dakwah beliau misalnya seperti Ali bin Abi Thalib (8 tahun), Zubair bin Al Awwam (8 tahun), Thalhah bin Ubaidillah (11 tahun), Al Arqam bin abil Arqam (12 tahun), Said bin Zaid (20 tahun), Mushab bin Umair (24 tahun), Umar bin Al Khatab (26 tahun), Abdurrahman bin Auf (30 tahun), dan Abu Bakar As Shidiq (37 tahun). Mereka mampu menaklukan 2 imperium besar yaitu imperium Romawi dan Persia yang mana penaklukannya terjadala mdalam waktu 35 tahun.
Generai pemuda berikutnya yang mewarnai dunia seperti Umar bin Abdul Aziz yang telah merefotmasi pemerintahan dengan cepat yaitu dalam waktu 2 tahun. Muhammad Al Fatih saat umur muda memimpin pasukannya dan berhasil menaklukan konstatinopel. Muhammad Al Ayyubi dengna keberaniannya berhasil merebut Baitul Magdis dari tentara Salib.
Kita sebagai pemuda harus sadar akan potensi pada diri kita. Kita memliki kekuatan yang tidak dimiliki oleh kaum yang lain yaitu kekuatan pemuda (Quwwatus Shahab) yang selalu berkontribusi tanpa pamrih. Jiwa pemuda terkenal dengan jiwa yang pekerja keras (Qoumun Amaliyyun) dan selalu berpikir terbuka siap untuk berdiskusi bersama.
Kita sebagai pemuda selayaknya mempersiapkan diri untuk menjadi Pemuda Islam sebagai pilar kebangkitan. Pemuda harus membangun kekutan ruhiyah sebagai bahan bakar pergerakan, membangun kecerdasan pikiran sebagai bahan percepataan pergerakan, menguasai lapangan sebagai strategi pergerakan, membuat visi misi sebagai kejelasan pergerakan, dan membangun tim sebagai sarana peregerakan dan akhirnya mari kita bergerak bersama di lini masing masing menuju kebangkitan ummat.
Wallahu’alam
By : Pasti Gemilang 46
Kemudian apa yang masih bisa diharapkan?
Melihat kondisi jamaah masjid, menunjukkan bahwa masjid hanya diramaikan oleh kaum tua atau kaum miskin saja. Momen Ramadhan digunakan untuk bermalas malasan pada siang hari. Momen Ramdhan digunakan untuk begadang begadang dana makan makan di malam hari. Disisi lain Islam hanya dijadikan simbol semata oleh kalangan tertentu misal oleh para artis artis Indonesia. Islam juga ada yang digunakan untuk ibadah saja. Namun sepercik harapan tadi masih bisa optimalkan untuk kebangkitan ummat ini.
Jika kamu (pada perang Uhud) mendapat luka, maka sesungguhnya kaum (kafir) itupun (pada perang Badar) mendapat luka yang serupa. Dan masa (kejayaan dan kehancuran) itu Kami pergilirkan diantara manusia (agar mereka mendapat pelajaran); dan supaya Allah membedakan orang-orang yang beriman (dengan orang-orang kafir) supaya sebagian kamu dijadikan-Nya (gugur sebagai) syuhada'. Dan Allah tidak menyukai orang-orang yang zalim.(Ali Imran140)
"Senantiasa ada segolongan dari umatku yang memperjuangkan kebenaran, tidak membahayakan mereka orang yang menghina-kan mereka sehingga datang keputusan Allah." (HR. Muslim)
Melihat semua kondisi tadi maka kita mempunyai tugas yaitu sebagai penghubung antara realita dan ideliata. Dan kita harus tahu dan sadar sebagai pemuda akan peran kita dalam sejarah dan Islam dan Bangsa. Seperti yang kita ketahui bersama bahwa Nabi tercinta kita senantiasa merekrut anak muda untuk kerja kerja dakwah beliau misalnya seperti Ali bin Abi Thalib (8 tahun), Zubair bin Al Awwam (8 tahun), Thalhah bin Ubaidillah (11 tahun), Al Arqam bin abil Arqam (12 tahun), Said bin Zaid (20 tahun), Mushab bin Umair (24 tahun), Umar bin Al Khatab (26 tahun), Abdurrahman bin Auf (30 tahun), dan Abu Bakar As Shidiq (37 tahun). Mereka mampu menaklukan 2 imperium besar yaitu imperium Romawi dan Persia yang mana penaklukannya terjadala mdalam waktu 35 tahun.
Generai pemuda berikutnya yang mewarnai dunia seperti Umar bin Abdul Aziz yang telah merefotmasi pemerintahan dengan cepat yaitu dalam waktu 2 tahun. Muhammad Al Fatih saat umur muda memimpin pasukannya dan berhasil menaklukan konstatinopel. Muhammad Al Ayyubi dengna keberaniannya berhasil merebut Baitul Magdis dari tentara Salib.
Kita sebagai pemuda harus sadar akan potensi pada diri kita. Kita memliki kekuatan yang tidak dimiliki oleh kaum yang lain yaitu kekuatan pemuda (Quwwatus Shahab) yang selalu berkontribusi tanpa pamrih. Jiwa pemuda terkenal dengan jiwa yang pekerja keras (Qoumun Amaliyyun) dan selalu berpikir terbuka siap untuk berdiskusi bersama.
Kita sebagai pemuda selayaknya mempersiapkan diri untuk menjadi Pemuda Islam sebagai pilar kebangkitan. Pemuda harus membangun kekutan ruhiyah sebagai bahan bakar pergerakan, membangun kecerdasan pikiran sebagai bahan percepataan pergerakan, menguasai lapangan sebagai strategi pergerakan, membuat visi misi sebagai kejelasan pergerakan, dan membangun tim sebagai sarana peregerakan dan akhirnya mari kita bergerak bersama di lini masing masing menuju kebangkitan ummat.
Wallahu’alam
By : Pasti Gemilang 46